Memiliki tempat tinggal yang mempunyai luas terbatas membuat saya harus berpikir bagaimana cara penempatan barang-barang agar tidak memakan banyak tempat dan tetap terasa lapang.
Beberapa waktu lalu, demi mengetahui cara efektif untuk merapikan rumah, saya membaca buku tentang seni beres-beres ala Marie Kondo. Mungkin teman-teman juga sudah sering mendengar namanya. Jadi, Marie Kondo ini mengenalkan suatu metode berbenah dengan istilah KonMari Method. Konon kabarnya, konsultan metode KonMari ini tersebar di berbagai negara dan biasanya klien yang udah mencoba, gaa akan datang kembali.
Jadi, sebenarnya bagaimana seni beres-beres dengan menggunakan Metode KonMari ini?
Merapikan dan membuang sekaligus
Pilihlah satu waktu khusus untuk berbenah seluruh rumah. Iya, seluruh rumah, secara sekaligus, sesegera mungkin, karena kalau membersihkan sedikit-sedikit, maka kita akan beres-beres terus setiap hari, jadinya malah gaa selesai-selesai. Terus, dimulai dari membuang barang-barang yang tidak diperlukan. Sebelum memutuskan untuk menyimpan suatu barang, silakan buang dulu semua barang yang gaa perlu.
"Berbenah adalah kegiatan istimewa. Jangan melakukannya setiap hari" (P.21)
Apabila sudah rapi, maka kita hanya perlu mengembalikan suatu barang ke tempatnya, gaa perlu beres-beres tiap hari, kalau Marie Kondo hanya beres-beres satu atau dua kali dalam setahun, nah kita?
Sortir berdasarkan kategori, bukan lokasi
Biasanya kita cenderung beres-beres berdasarkan lokasi, misalnya beresin barang di ruang tamu dulu, kemudian lanjut kamar, dapur, dan seterusnya. Sedangkan menurut metode KonMari, beres-beres akan terasa lebih efektif jika dilakukan berdasarkan kategori dibandingkan dengan lokasi, yaitu merapikan kategori barang yang sama dalam satu waktu, misalnya jika ingin merapikan pakaian maka kumpulkanlah seluruh pakaian dari setiap kamar atau penjuru rumah, (sekaligus supaya ketauan deh udah punya pakaian sebanyak apa, hehe). Urutan kategorinya yaitu:
- Pakaian
- Buku
- Kertas-kertas
- Komono (pernak-penik), seperti aksesori, DVD, gantungan kunci, sampel kosmetik, dan sebagainya
- Barang bernilai sentimental
Menentukan barang yang akan disimpan: Does it "spark joy"?
Kata-kata "spark joy" kayaknya jadi mantra Marie Kondo banget. Menurut dia, sebaiknya simpanlah barang-barang yang membangkitkan kegembiraan. Setelah sebelumnya kita membuang barang-barang yang sudah tidak diperlukan, kita jadi tahu sebanyak apa barang yang kita butuhkan, terkadang kita terlalu sibuk mengumpulkan barang, dengan dalih 'siapa tahu nanti dipakai', padahal sebenarnya kita tidak akan pernah menggunakannya lagi.
"Cara terbaik untuk memilih benda mana yang hendak disimpan atau dibuang adalah dengan mengambil dan memegangi tiap benda, lantas bertanya 'apakah ini membangkitkan kegembiraan?', jika ya, simpanlah. Jika tidak, buang saja" (P.33)
Kalau dipikir-pikir, inti dari seni beres-beres ala Marie Kondo adalah buang yang gaa perlu, dan simpanlah barang-barang yang menimbulkan kegembiraan. Udah itu aja. Selebihnya adalah tentang bagaimana cara melipat pakaian atau mengelompokkan barang supaya setiap barang punya rumahnya sendiri.
Setelah membaca buku ini, sejujurnya saya ingin segera mengaplikasikannya, apalagi katanya orang-orang yang sudah mencoba berbenah ala Marie Kondo cenderung tidak kembali ke kebiasaan berantakan, tapi terkadang niat tak seiring dengan perilaku *jangan ditiru*.
Untuk lebih lengkapnya, silakan baca sendiri yaa. Kalau gaa mau baca buku versi B.Inggrisnya yang berjudul The Life-Changing Magic of Tidying Up: The Japanese Art of Decluttering and Organizing, bisa baca versi yang sudah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia, saya juga bacanya versi Indonesia, supaya gampang dicerna, hehe.
Oke, sekian dulu, kalau udah berhasil menerapkan metode ini, akan saya share lagi di blog. Sementara ini, saya baru beres-beres pakaian, walaupun gaa sepenuhnya menggunakan metode KonMari 😄.
artikelnya sangat menarik dan membantu.
ReplyDeletebtw, maksud dari kalimat "berbenah adalah kegiatan istimewa " ?
hai, kalau dari penjelasan di bukunya, "berbenah adalah kegiatan istimewa" sehingga seharusnya tidak perlu dilakukan setiap hari. saat seseorang sudah mampu membereskan barang-barang dan selalu menempatkan barang pada tempatnya maka beres-beres hanya perlu dilakukan satu atau dua tahun sekali.
ReplyDelete