learn . love . laugh

When We Grow Up

| on
September 20, 2017


Siapa yang merupakan generasi 90an? *angkat tangan*.

Tak terasa yaa, sudah menjelang akhir tahun. Usia anak generasi 90an berarti sudah semakin mendewasa, terus katanya antara tahun 2015 sampai 2019 menjadi tahun-tahun melepas masa lajang bagi generasi 90an. Semakin banyak saja undangan menikah, bridal shower atau baby shower, kalau undangan ulang tahun mah udah bukan jamannya lagi.

baca juga : Sudah Siap Nikah?


Seiring berjalannya usia, biasanya lingkaran pertemanan semakin meluas, yang tadinya hanya teman sekolah, teman kuliah, sekarang bertambah menjadi teman kerja, kalau yang sudah menikah, ditambah dengan lingkar pertemanan pasangan atau bahkan lingkaran ibu-ibu arisan *eh.

Sayangnya, yang saya rasakan, semakin besar lingkaran pertemanan, kadang tidak sebanding dengan kualitas pertemanan itu sendiri.

Saya sendiri yang memang dasarnya sulit menjalin relasi baru dan sulit akrab dengan orang baru, merasa bahwa menjaga pertemanan lama semakin sulit, huhu. Semacam fokus saya dengan teman-teman sepantaran sudah berbeda. Waktu kuliah mungkin bisa dengan mudah main kesana sini, curhat tentang apapun, dan sebagainya.

Sekarang? kalau mau ketemuan aja harus janjian dulu dari jauh-jauh hari, kadang susah banget kalau mau dadakan ketemuan.

Yaa mungkin karena itu tadi, sudah beda prioritas. Teman-teman yang lain juga sudah punya dunianya sendiri, entah dengan dunia kuliah pascasarjana, dunia kerja, atau dunia pernikahan, apalagi yang sudah punya anak, waahh, makin terasa jauh bedanya. Masing-masing sibuk dengan berbagai kepentingannya, punya masalah tersendiri yang mungkin lebih kompleks dan belum tentu bisa dibagi dengan orang lain, beda topik obrolan. 

Saya pun punya dunia saya sendiri. Terkadang merasa beruntung juga ada media sosial, setidaknya saya masih tahu kabar teman-teman walaupun sudah jarang mengobrol (salah satu alasan juga mengapa saya sepertinya tidak bisa meninggalkan media sosial sepenuhnya, hanya karena dari media sosial lah saya tahu kabar terkini teman-teman).

Kadang sedih juga yaa kalau udah terpisah dan pada sibuk masing-masing, merasa kehilangan teman bercerita. Walaupun bisa ngobrol via aplikasi chat, tapi tetep aja ada yang kurang gitu, ah, saya aja kali yang terlalu melankolis.

Saya cuma berharap perbedaan status, kepentingan atau prioritas tidak membuat waktu saya berkurang untuk sekadar menyapa atau hangout dengan teman-teman dekat. Karena pada akhirnya, setiap orang tetap membutuhkan support system untuk bisa menghadapi kerasnya hidup *halah.

Jadi sebenarnya tulisan ini dibuat karena saya ingin mengeluarkan uneg-uneg, bahwa semakin dewasa nyatanya relasi pertemanan yang intim akan semakin sedikit, lingkarnya semakin besar namun kedalaman emosi yang dibagi tetap untuk sedikit orang.

Semoga ke depannya kalau mau ketemuan gaa perlu nunggu undangan nikah atau undangan kelahiran anak, karena kita kan bisa ketemu kapan aja, masalahnya, bersedia meluangkan waktu atau tidak?


Sekian curahan hati hari ini. 
2 comments on "When We Grow Up"
  1. Bilang aja.... kangen sama gue wkwkwk. Ayo agendakan ketemu yoook!

    ReplyDelete
  2. ahh, perasaan situ aja kali. hahahaa 🤣

    ReplyDelete