"Gaa nyangka deh dirimu ujung-ujungnya jadi PNS" , kata seorang teman.
Tidak terasa bahwa sudah 2 tahun bekerja di instansi pemerintahan. Dulu sejak jaman kuliah, sama sekali gaa terpikir untuk menjadi PNS (Pegawai Negeri Sipil), atau yang sekarang terkadang disebut dengan ASN (Aparatur Sipil Negara).
Duluuuuu ...
Saya termasuk orang yang sebel banget berurusan dengan birokrasi. Segala hal tentang birokrasi itu rasanya ribet banget di kepala. Bertele-tele. Kalau bisa lambat, kayaknya susah banget untuk dipercepat. Birokrasi. Politik. Pemerintahan, dan segala printilannya, bener-bener malesin. Cape aja gitu kalau udah ngomongin kondisi birokrasi Indonesia, terlalu banyak intrik. Iya, sok tau banget sih dulu, namanya juga pandangan orang awam.
Eh ternyata Tuhan berkata lain, memang terkadang yang tidak disukai justru baik untuk kita. Ujung-ujungnya saya masuk ke pemerintahan. Gaa nanggung-nanggung, di Kementerian Keuangan, Bea Cukai pula... (tapi tolong, jangan minta cariin iphone murah yaa, atau nanya barang BM lainnya, sesungguhnya saya bukan cici-cici glodok :D)
Kok bisa sih?
Iyaa, bisa. Sepertinya doa emak terlalu manjur. Beliaulah yang meminta untuk ikutan tes CPNS, kata Beliau gaa ada ruginya juga buat coba. Sedangkan, bagi saya sendiri, ini semacam pelarian karena belum diizinkan lulus S2 profesi psikologi pada saat itu :"). Dan memang benar bahwa restu ibu tidak main-main serta rencana Tuhan memang selalu yang terbaik.
Proses pemilihan institusi Kemenkeu bukan tanpa sebab. Dulu, saya hanya diizinkan memilih diantara dua, yaitu Kementerian Keuangan dan Kementerian Luar Negeri, karena menurut orangtua, dua kementerian itulah yang baik.
Setelah menimbang-nimbang, saya akhirnya mendaftar di Kementerian Keuangan, salah satu kementerian yang saya harap bersih dari kecurangan-kecurangan yang ada dan termasuk kementerian yang membuka lowongan sesuai dengan rangkaian waktu yang dijadwalkan oleh panselnas. Selain itu, karena terdapat lowongan untuk latar belakang pendidikan saya.
Proses rekrutmen di kementerian keuangan amat panjang menurut saya. Mulai dari seleksi administrasi, TKD (CAT Online), psikotes, tes kesehatan dan kebugaran (meliputi tes lari dan shuttle run, yang lumayan berat buat saya karena gaa terlalu suka olahraga) serta diakhiri dengan tes wawancara. prosesnya kurang lebih berjalan selama 4 bulan, dan setiap hasilnya dapat dicek secara online, sehingga transparan.
Dan…
Pada tanggal 19 Desember 2014, menjelang akhir tahun 2014, pengumuman tersebut datang juga. Dengan mengucap Alhamdulillah, saya berhasil diterima di Kementerian Keuangan, tepatnya di Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) jabatan analis bea dan cukai.
Lantas perjuangan ternyata tidak berhenti sampai disana, bahkan bisa dikatakan baru dimulai...
“….. boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS.Al-Baqarah:216)
Credit: Photo by Samuel Zeller on Unsplash
Be First to Post Comment !
Post a Comment